Motivasi, Inspirasi, Puisi, Edukasi,

Mewaralabakan Si Kuku

by Yoshi Wafa , at 9:29 PM , has 0 comments
Seberapa penting kuku kita? Bagi beberapa orang, kuku mungkin hanya bagian tubuh yang tidak terlalu penting. Tapi bagi Jenty Lin, barisan kuku manusia justru sangat penting karena bisa menjadi ladang uang. Semua bermula sejak 2005 ketika ia sering berjalan-jalan ke luar negeri, terutama Korea. Ia terpana melihat salon-salon kuku yang menjamur disana dan ramai dikunjungi pelanggan. Hal ini tentu saja membuatnya heran kenapa hal itu tidak bisa terjadi di Indonesia.
Barulah saya sadar, ternyata bisnis kuku di Indonesia tidak berkembang karena biayanya mahal. Untuk 10 jari, sekali bikin bisa Rp 1,5-2 juta. Makanya saya bikin sekolah dan salon kuku yang murah,” katanya ketika dihubungi detikFinance. Dengan bendera PT Nailpia Internasional yang diboyongnya dari Korea, ia membuka sekolah dan salon kuku di Jakarta pada 2005. Namun ia baru mantap mem-franchise-kan bisnisnya pada Mei 2007. Tekadnya, membuat masyarakat Indonesia lebih peduli merawat kuku-kuku mereka. “Saya tuh sampai heran, kenapa di Indonesia tidak seperti di Korea yang kukunya cakep-cakep banget,” ujarnya gemas .
Untuk itulah, bisnis yang ia gerakkan menyediakan jasa perawatan kuku yang terjangkau bagi berbagai kalangan. Ini terlihat dari jasa yang ditawarkan dimulai dari harga Rp 60.000 untuk jasa melukis kuku sampai Rp 500.000 untuk ekstension atau perpanjangan kuku. Dalam setahun, kini salon kuku Nailpia sudah memiliki 9 cabang franchise di Bali, Surabaya, Pekanbaru, Bandung, Padang, dan beberapa di Jakarta. Sementara sekolah kukunya hanya dibuka di Melawai, Jakarta Selatan.
Untuk memulai franchise salon kuku, dibutuhkan modal sekitar Rp 50 juta untuk training 4 orang. Sementara untuk pengadaan produk-produk kecantikannya, harus ada tambahan modal Rp 50 juta lagi. “Tetapi yang paling berpengaruh adalah modal untuk tempat dan desainnya. Ada yang sampai ratusan juta, ada yang hanya Rp 25 jutaan saja. Tergantung maunya bagaimana,” katanya lagi. Jenty menuturkan, sebenarnya ia memasang target balik modal pada bulan kedelapan. Namun ternyata di beberapa tempat seperti Bali bisa balik modal hanya dalam 4 bulan. Hal ini memang tidak mengherankan. Karena pangsa pasar di Bali sangat menjanjikan, dan belum ada kompetitor. Bayangkan saja, dalam sebulan, Nailpia Bali bisa menyabet omset hingga Rp 90-100 juta pada 3 bulan pertama dan Rp 60 juta pada bulan-bulan berikutnya. “Setelah diiipotong biaya operasional yang sekitar Rp 15-20 juta, sisanya sekitar Rp 40 jutaan,” jelasnya.
Jadi, mungkin Anda harus mulai memperhatikan kuku Anda, dan mulailah berpikir untuk menjadikannya bukan sekedar kuku biasa. Tertarik dengan waralaba Kuku Nailpia? Silakan menghubungi kantor Nailpia di: Jalan Melawai Raya No 67-68, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Telpon (021)72798248, atau email nailpianindo@yahoo.co.id .
Dicopy paste dari detik.com , ditulis oleh Alih Istik Wahyuni
Mewaralabakan Si Kuku
About
Mewaralabakan Si Kuku - written by Yoshi Wafa , published at 9:29 PM, categorized as Bisnis . And has 0 comments
0 comments Add a comment
Bck
Cancel Reply
Copyright ©2013 Yoshiwafa Personal Blog by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger